jump to navigation

Umar bin Khattab, Dari Abu Hafs Hingga Amirul Mukminin November 12, 2008

Posted by D. Pratama D in tokoh.
trackback


Abu Bakar as-Sidiq, khalifah Islam pertama itu merasakan ajal semakin dekat menjemputnya. Namun cuaca futuhat islamiyah (perang pembebasan Islam) tengah memanas. Pasukan Islam sedang melangkah ke penjuru dunia demi misi mulia, namun sang khalifah merasakan waktunya semakin tipis. Rasa takut akan terjadinya perpecahan di tubuh umat membuatnya harus segera mengambil tindakan yang tepat. Saat itulah muncul nama Umar bin Khattab sebagai sosok terbaik untuk menjadi khalifah selanjutnya.

‘’Bismillahirrahmanirrahim. Inilah yang diwasiatkan oleh Abu Bakar kepada kaum Muslimin. Amma ba’du. Sesungguhnya aku telah menunjuk untuk kalian Umar ibn al-Khattab sebagai khalifah pengganti, demi kebaikan kalian.’’ Umar bin Khattab dipilih sebagai khalifah pada tahun 634 M melalui sebuah surat wasiat dari Abu Bakar. Hal ini dilakukan karena Abu Bakar menyadari bahwa Umar bin Khattab adalah pilihan terbaik saat itu, di samping itu Abu Bakar juga memastikan bahwa para sahabat juga berpandangan sama terhadap Umar bin Khattab. Sejarah tidak mencatat adanya kelompok maupun pihak manapun dalam Islam yang menentang keputusan tersebut.

Umar bin Khattab lahir pada tahun 513 M dari keluarga terpandang suku Quraisy. Pada masa awal dakwah Islam dilakukan oleh Rasulullah, Umar bin Khattab bergelar Abu Hafs (musuh utama Nabi) karena sikapnya yang begitu tegas menentang dakwah Nabi Muhammad SAW yang dianggap memporak-porandakan kepercayaan pendahulunya. Bahkan karena ketegasannya itu, ia sempat ingin membunuh saudara perempuannya yang memeluk Islam.

Dikisahkan, saat Umar bin Khattab menghampiri adik perempuannya tersebut dengan tujuan tak lain untuk membunuhnya, ia mendengar saudaranya itu tengah melantunkan ayat-ayat Al-Quran. Seketika hatinya luluh dan menyatakan masuk Islam serta menjadi pelindung dan pembela Nabi yang paling tangguh. Gelar Abu Hafs pun akhirnya berganti dengan al-Farouq. Setelah pengangkatannya sebagai khalifah, sahabat dan masyarakat Islam lebih sering memanggilnya dengan sebutan Amirul Mukminin (Pemimpin orang mukmin).

Masa kekhalifahan Umar bin Khattab berjalan lebih kurang sepuluh tahun. Situasi yang kondusif dalam Negara Islam saat itu memberikan kesempatan yang besar baginya untuk melanjutkan ekspansi militer ke wilayah yang lebih luas. Penataan terhadap pemerintahan juga dilakukan dengan sangat baik.

Beberapa hal yang menyangkut akidah dan kemasyarakatan juga tak lepas dari perhatiannya. Umar bin Khattab memulai penanggalan Hijriah, dan melanjutkan pengumpulan catatan ayat Qur’an yang dirintis Abu Bakar. Ia juga memerintahkan salat tarawih berjamaah terhadap seluruh umat muslim saat itu.

Pada tahun 638 M Umar bin Khattab memerintahkan untuk merenovasi dan memperluas Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Selanjutnya ia melakukan perubahan besar dalam sistem pemerintahan saat itu. Ia membangun sistem administratif untuk daerah yang baru ditaklukkan. Kontrol terhadap kebijakan publik juga diperketat, selanjutnya ia dengan gencar melakukan penataan dan proses kodifikasi terhadap hukum Islam.

Banyak pertempuran-pertempuran besar terjadi di masa ini, namun Islam selalu maju sebagai pemenang. Ekspansi ke wilayah Syiria pada tahun 635 M contohnya. Damaskus berhasil ditaklukkan dari tangan Byzantium, satu tahun berikutnya pasukan Byzantium berhasil dikalahkan dalam perang Yarmuk. Seluruh Syiria terkuasai. Dalam kurun waktu yang relatif singkat, pasukan Islam juga berhasil menaklukkan Mesir dan Irak. Akhirnya tiga imperium Persia, Byzantium dan Romawi Timur hingga wilayah-wilayah Sasaniah tunduk dalam kekhalifahannya.

Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M, saat memimpin sholat subuh Umar bin Khattab ditikam oleh seorang Parsi bernama Firuz (dalam sumber lain Abu Lukluk) dari belakang menggunakan pisau beracun. Konon pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh dendam pribadi. Namun ini adalah pembunuhan pertama seorang muslim terhadap muslim lainnya. Ummar dimakamkan di sebelah makam Rasulullah SAW.

Wafatnya Umar bin Khattab menandakan berakhirlah kekhalifahan yang berjalan sekitar sepuluh tahun itu. Akhirnya setelah kematian Umar bin Khattab, Usman bin Affan mengambil alih tampuk pimpinan negara Islam. (*Dedet Pratama Dinata/berbagai sumber)

Komentar»

1. fresti aldi - November 12, 2008

ondeh mande, yo lah coy

2. efl - Mei 7, 2013

ada beberapa kesalahan pada tulisan anda, ABU HAFS dll.
dede, baca lagi dengan seksama sumber sumber ;yang anda baca dalam merangkum kisah ini, sungguh kesalahan yang disengaja akan membawa kita pada kebodohan,

3. Hamba Allah - Juli 16, 2017

Sekedar membenarkan, Abu Hafsh artinya bapak para singa.


Tinggalkan komentar